script">
Dewasa
ini seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin luas dan
canggih, terkadang berimplikasi langsung terhadap budaya belajar mahasiswa di
perguruan tinggi. Di satu sisi, dinamika kebudayaan tersebut mendorong minat
mahasiswa untuk menciptakan budaya belajar yang sangat termotivasi seiring
dengan dukungan informasi dan infrastruktur yang sudah memadai. Di sisi lain,
dinamika tersebut memunculkan tragedi budaya, dimana mahasiswa cenderung
menjadi malas (budaya malas) karena mahasiswa lebih dominan menjadi pengikut (follower)
dengan tidak memanfaatkan akses informasi yang terbuka lebar untuk lebih
konstruktif mengembangkan kompetensinya, akan tetapi hanya menjadikannya sebagai
media hiburan. Misalnya (curhat, stalking, menggosip, mencari follower,
dll di medsos), padahal hakikatnya medsos akan lebih baik digunakan sebagai
media pembelajaran, mencari informasi, menambah pengetahuan, dan yang
terpenting terkhusus untuk mahasiswa adalah agar menunjang perkuliahannya,
sehingga menjadi mahasiswa yang berkompetensi dan berprestasi.
Selanjutnya
dosen sebagai tenaga pendidik juga terimplikasi langsung oleh fenomena
perkembangan IPTEK tersebut yang dalam hal ini saya sebut dinamika kebudayaan. Khususnya
dalam proses belajar mengajar, seorang dosen juga harus mengikuti perkembangan
zaman, termasuk dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang kekinian
sehingga antara dosen dan mahasiswa berada pada frekuensi perkembangan
informasi yang sama, dengan begitu harapan untuk tercapainya output pembelajaran yang diinginkan bisa
lebih rasional.
Dalam
hal ini penulis berupaya bereksperimen dengan metode pembelajaran tugas
terstruktur berbasis project yaitunya
dengan mengarahkan mahasiswa untuk masing-masing membuat blog pribadi. Bagi
saya, tugas ini bukan semerta-merta mengenai media blog ataupun konten dari
blog yang akan mahasiswa tulis, akan tetatapi lebih kepada hal-hal sebagai
berikut:
1.
Menilai
Aspek Afektif (A1), Mengikuti dan Mematuhi Arahan Dosen
Pemikiran
yang sederhana bahkan cenderung klasikal sebenarnya, namun budaya malas, acuh
tak acuh, yang saat ini masih sangat banyak menjangkiti mahasiswa sangatlah
tidak relevan dengan perkembangan zaman yang sudah sangat kompetitif di
berbagai aspek kehidupan. Dalam hal ini setidaknya dosen dapat memberikan
penilaian secara kategoris realitas kepribadian serta semangat belajar
mahasiswa di era 4.0 ini.
2.
Meningkatkan
Budaya Baca dan Menulis Mahasiswa
Pada
kondisi tertentu, seorang dosen sering menghadapi kondisi dimana mahasiswa
sulit sekali untuk memahami materi, bahkan ada yang tidak bawa alat tulis ketika
mengikuti perkuliahan, ketika proses tanya jawab dan diskusi, mahasiswa pasif
bahkan tidak mengetahui sedikitpun bahan diskusi. Melalui penugasan membuat
blog, saya berharap mahasiswa mulai berangsurangsur meningkatkan budaya baca
dan menulis sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan. Hal ini didasarkan
kepada budaya kekinian dimana setiap orang sangat senang membaca dan
termotivasi menulis di media sosial yang bersifat publik, apalagi ada tambahan
motivasi menulis blog dengan adanya peluang mencari uang, mengungkapkan ide, dan
lain sebagainya.
3.
Meningkatkan
Keterampilan Mahasiswa (P2)
Di
era 4.0 sekarang ini, rasanya sangat janggal sekali apabila mahasiswa belum
memiliki email (Gmail), karena biasanya seorang dosen sudah menggunakan email
untuk lalu lintas pengiriman tugas dan penyebaran informasi kepada mahasiswa.
Dalam hal pembuatan blog, setidaknya masing-masing mahasiswa sudah harus wajib
memiliki akuk Gmail. Karena kita masih menemukan beberapa mahasiswa bahkan
belum memiliki akun tersebut. Nah, bagi yang belum punya, setidaknya
pengetahuan dan keterampilan mereka bertambah dalam upaya membuat akun tersebut,
termasuk dalam pembuatan akun blog itu sendiri. Meskipun sebenarnya secara
kasat mata hal ini sangat sederhana sekali, akan tetapi inilah problem yang
tidak jarang masih seorang dosen temui pada mahasiswa mereka. Ini juga berarti,
keinginan mahasiswa untuk meningkatkan kompetensinya dan mengikuti perkembangan
zaman sangatlah rendah.
4.
Menciptakan
Iklim Belajar yang Kondusif
Seringkali
kita temukan kondisi dimana proses belajar mengajar tersebut mengalami kejenuhan,
hilangnya motivasi, hilangnya gairah berdiskusi, memudarnya rasa ingin tahu,
hal tersebut bisa terjadi kepada mahasiswa maupun dosen itu sendiri. Dalam PBM
tentu pada titik tertentu kita harus melakukan variasi mengajar, supaya ada
suasana baru yang lebih kondusif dengan harapan gairah belajar mahasiswa maupun
dosen menjadi lebih meningkat. Iklim belajar yang saya maksud adalah kondisi
dimana mahasiswa secara sendirinya memiliki motivasi di dalam dirinya sendiri
untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai seorang pembelajar, yang artinya
benar-benar menjadikan belajar itu sebagai kebutuhan. Lingkungan kampus akan
dihiasi oleh pemandangan para mahasiswa yang menjadikan lingkungan kampus
sebagai media dan alat pembelajaran. Contohnya: berdiskusi di taman, mahasiswa
yang membaca di tangga kampus, pustaka yang ramai, organisasi mahasiswa yang
terarah dan bergairah, kesadaran mahasiswa menjaga kebersihan kampus, suasana
PBM yang terkontrol dan bersemangat, dan lain sebagainya.
Melalui
media blog, setidaknya mahasiswa melakukan metode-metode belajar yang berbeda
dari sebelumnya, misalnya terbatas kepada diskusi, tanya jawab, dan metode
ceramah. Blog maupun media yang berbeda lainnya bisa menyegarkan aspirasi serta
motivasi belajar mahasiswa yang umumnya dalam kondisi ini belum memiliki blog
sama sekali. Mahasiswa yang awalnya malas membaca materi, bisa ditugaskan untuk
mencari referensi tentang materi dan menulisnya diblog pribadi masing-masing,
kemudian seorang desen melakukan peninjauan dan penilaian. Dan saya rasa masih
banyak yang bisa kita eksplorasi lagi metode penugasan melalui blog, yang intinya
dalam upaya menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi mahasiswa.
TERIMAKASIH
Catatan. Sungguh tulisan ini jauh dari kata
sempurna, karena didasarkan kepada perspektif personal dan pengalaman pribadi.
Untuk itu diharapkan kritik dan saran dari pembaca melalui media sosial penulis
di bawah ini.
IG : https://www.instagram.com/romi_mesra16/
Sumber Gambar: http://www.teorikomputer.com/2019/01/perbedaan-web-developer-dan-web.html diakses pada hari selasa12 November 2019 Pukul 00.10 WITA
Sumber Gambar: http://www.teorikomputer.com/2019/01/perbedaan-web-developer-dan-web.html diakses pada hari selasa12 November 2019 Pukul 00.10 WITA
Comments